TAMPANGNEWS.COM – Peringatan Hari Kebaya Nasional begitu semarak dan sangat meriah di Halaman Kantor Gubernur Sumatera Selatan, Minggu (20/7/2025). Ratusan perempuan tampak anggun dan tampil mempesona dalam balutan kebaya di ajang Parade dan Kompetisi Kebaya Nasional yang diinisiasi oleh Komunitas Perempuan Indonesia Maju (PIM).
Kegiatan ini bukan sekadar peragaan busana, tetapi juga menjadi panggung pelestarian budaya Nusantara.
Acara ini bertambah merian dengan hadirnya sejumlah tokoh perempuan penting di Sumsel, di antaranya Ketua BKOW Sumsel Lidyawati Cik Ujang, Ketua Dharma Wanita Persatuan Sumsel Ny. Hj. Desy Kasnayati Edward, Ketua GOW Palembang Putri Azizah Prima Salam, serta Ketua Dharma Wanita Kota Palembang Ida Royani.
Dalam wawancara dengan awak media, Ketua BKOW Sumsel Lidyawati Cik Ujang mengapresiasi inisiatif dari Komunitas Perempuan Indonesia Maju atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Alhamdulillah kegiatan ini sangat positif. Terima kasih kepada Perempuan Indonesia Maju yang sudah melaksanakan acara ini. Berkebaya bukan hanya tampil anggun, tapi ini adalah bagian dari melestarikan warisan budaya kita. Semoga kedepan semakin banyak perempuan yang bangga menggunakan kebaya,” ujar Lidyawati.
Dikesempatan yang sama, Ketua PIM Sumsel Hajah Helen Ganefo selaku ketua Perempuan Indonsia Maju menekankan pentingnya Hari Kebaya Nasional sebagai bentuk perlawanan terhadap klaim budaya oleh negara lain.
“Kebaya ini adalah identitas budaya kita. Jangan sampai hilang atau diambil alih bangsa lain” ujar Helen.
“Hari Kebaya Nasional ini dipelopori oleh Ibu Lana Kencono selaku Ketua Tim Nasional Perempuan Indonesia Maju di Jakarta. Kami di Sumatera Selatan menggerakkan para ibu untuk terus memperingati hari bersejarah ini,” lanjut Helen.
Helen juga berharap agar Hari Kebaya Nasional dapat terus diselenggarakan setiap tahun, khususnya di bulan Juli.
“Harapan kami, kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Harus terus dilestarikan dan menjadi agenda tahunan untuk memperkuat identitas budaya perempuan Indonesia,” tambahnya.
Ajang ini bukan hanya sekedar parade kebaya, tapi juga diadakan kompetisi kebaya dari berbagai daerah, mulai dari kebaya kutu baru, encim, hingga kebaya modern, yang mencerminkan keberagaman budaya tanah air.
Nampak sekali Semangat dan antusiasme berkebaya yang ditunjukkan para peserta dan tamu undangan, hal ini mencerminkan kekuatan perempuan dalam menjaga jati diri bangsa.
Tak hanya sebagai simbol keanggunan, kebaya juga menjadi alat diplomasi budaya di tengah arus modernisasi.
Acara ini pun ditutup dengan semarak tepuk tangan para hadirin, membuktikan bahwa semangat perempuan Sumsel untuk berkebaya masih sangat kuat, dan siap diwariskan kepada generasi berikutnya. (**)
