Selasa, Agustus 26, 2025
BerandaHLResmi! Muhammadiyah Tetapkan Lebaran 2025 pada 31 Maret. Ini Kriteria dan Alasannya!

Resmi! Muhammadiyah Tetapkan Lebaran 2025 pada 31 Maret. Ini Kriteria dan Alasannya!

TAMPANGNEWS.COM – Muhammadiyah telah resmi menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Keputusan ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal yang menjadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Hijriah.

Lantas, apa sebenarnya alasan di balik penetapan Idul fitri 2025 lebih cepat, dan bagaimana kriteria hisab yang dipakai.

Dasar Penetapan: Hisab Wujudul Hilal Muhammadiyah menggunakan perhitungan astronomis (hisab) untuk menentukan awal bulan, berbeda dengan metode rukyat (pengamatan fisik hilal) yang dipakai pemerintah.

Dalam hisab wujudul hilal, awal bulan Hijriah ditetapkan jika memenuhi tiga syarat:

  1. Telah terjadi ijtimak (konjungsi bulan-matahari) sebelum matahari terbenam.
  2. Bulan terbenam setelah matahari.
  3. Piringan atas bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam.

Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, bulan sebelumnya digenapkan menjadi 30 hari.

Analisis Data Astronomis Ramadan-Syawal 1446 H

Berdasarkan perhitungan Muhammadiyah:

  • Ijtimak (konjungsi) akhir Ramadan 1446 H terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 17:59 WIB.
  • Saat matahari terbenam di Yogyakarta (titik referensi Muhammadiyah), hilal masih berada di -1°59’ di bawah ufuk, artinya belum memenuhi syarat wujudul hilal.
  • Kondisi serupa terjadi di seluruh Indonesia, sehingga Ramadan 1446 H digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal ditetapkan pada Senin, 31 Maret 2025.

Perbedaan metode hisab dan rukyat kerap memicu variasi penetapan hari raya. Jika pemerintah menggunakan rukyat (pengamatan fisik hilal), hasilnya bisa berbeda jika hilal terlihat lebih awal.

Namun, Muhammadiyah konsisten dengan hisab untuk menghindari ketidakpastian akibat faktor cuaca atau geografis.

Dalam hisab wujudul hilal, awal bulan Hijriah ditetapkan jika memenuhi tiga syarat:

  1. Telah terjadi ijtimak (konjungsi bulan-matahari) sebelum matahari terbenam.
  2. Bulan terbenam setelah matahari.
  3. Piringan atas bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam.

Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, bulan sebelumnya digenapkan menjadi 30 hari.

Analisis Data Astronomis Ramadan-Syawal 1446 H

Berdasarkan perhitungan Muhammadiyah:

  • Ijtimak (konjungsi) akhir Ramadan 1446 H terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 17:59 WIB.
  • Saat matahari terbenam di Yogyakarta (titik referensi Muhammadiyah), hilal masih berada di -1°59’ di bawah ufuk, artinya belum memenuhi syarat wujudul hilal.
  • Kondisi serupa terjadi di seluruh Indonesia, sehingga Ramadan 1446 H digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal ditetapkan pada Senin, 31 Maret 2025.

Perbedaan metode hisab dan rukyat kerap memicu variasi penetapan hari raya. Jika pemerintah menggunakan rukyat (pengamatan fisik hilal), hasilnya bisa berbeda jika hilal terlihat lebih awal.

Namun, Muhammadiyah konsisten dengan hisab untuk menghindari ketidakpastian akibat faktor cuaca atau geografis.

Tahun ini merupakan  tahun terakhir Muhammadiyah menggunakan hisab wujudul hilal. Mulai 1447 H (2026 M), organisasi ini akan beralih ke Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), di mana seluruh dunia menggunakan patokan yang sama.

Langkah ini diambil untuk menyatukan umat islam dalam penentuan waktu ibadah secara internasional.

Sementara Berdasarkan prediksi pemerintah, Lebaran 2025 diperkirakan jatuh pada Senin 31 Maret 2025.

Namun, kepastian tanggal ini masih menunggu hasil Sidang Isbat yang akan diumumkan Kementerian Agama (Kemenag). (**)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments