TAMPANGNEWS.COM – Sumatera Selatan dikenal dialiri banyak sungai yang panjang dan luas, salah satunya adalah sungai Musi.
Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Dengan panjang 750 km, sungai ini merupakan yang terpanjang di pulau Sumatera dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian. Seberang Ulu dan Seberang Ilir.
Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang pun melintas di atas sungai ini. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya kurang lebih pada abad 7 Masehi hingga sekarang, sungai ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat.
Selain terkenal dengan transportasi airnya, sungai Musi juga ternyata memiliki cerita rakyat atau urban Legend yang sudah lama berkembang dimasyarakat sepanjang aliran sungai musi, yakni adanya sosok Antu Banyu atau hantu penghuni sungai.
Antu Banyu ini menjadi sosok yang menakutkan bagi warga yang hidup di sepanjang Sungai Musi, setiap daerah yang dilalui sungai musi memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Bukan hanya bagi anak-anak, namun juga orang dewasa. Bila seseorang tertangkap oleh Antu Banyu konon katanya dia tidak akan kembali dalam keadaan hidup.
Menurut salah satu kisahnya, Antu Banyu akan membawa tubuh korban ke dasar sungai lalu di sana dia akan menghisap sumsum tulang belakangnya.
Lebih kurang dua hari kemudian jasad korban akan ditemukan di tempat yang sama dengan tempat awal korban diketahui hilang saat masuk ke air.
Pada jasadnya akan ditemukan tanda-tanda khusus berupa lubang bekas isapan Antu Banyu, titik di mana Antu Banyu mengisap sumsum tulang belakang.
Kisah tentang asal muasal Antu Banyu sendiri terdapat dua versi. Pertama, kisah mengenai putra mahkota kerajaan yang menderita bau badan dengan putri cantik dari negara seberang.
Pangeran Ini badannya berbau amis yang kuat sekali sehingga banyak yang menjauhi dan enggan menikah dengannya.
Sampai ada seorang raja yang bersedia menikahkan putrinya dengan pangeran amis. Namun, ketika pernikahan akan berlangsung, kedua mempelai diarak keliling berdua di dalam sebuah tenda.
Hanya dalam waktu setengah hari, si putri yang merasa tidak tahan dengan bau badan pangeran lalu nekat menceburkan diri ke dalam sungai dan tenggelam. Putri inilah yang dipercaya menjelma menjadi Antu Banyu.
Sementara dalam versi lain, konon ada seorang perempuan muda yang cantik jelita berambut panjang dan sangat menyukai air pasang.
Bila air sedang tinggi dia akan diam-diam berenang sehingga membuat marah orang tuanya. Akhirnya setelah kesabaran orang tunya habis sementara si anak tetap saja berenang di air pasang maka si orang tua lalu mengutuk anak perempuan mereka menjadi ‘Antu Banyu’.
Antu Banyu dipercaya kerap menampakkan diri, terutama di perahu-perahu yang tertambat di sungai Musi dan jembatan kayu dari rumah rakit ke permukaan air. Ciri-ciri suatu tempat telah didatangi oleh Antu Banyu adalah munculnya cairan lendir misterius.
Ciri lain yang menjadi pertanda kedatangan Antu Banyu adalah pada saat air pasang sedang mengalir, muncullah pusaran air.
Pusaran itulah yang disebut sebagai istananya Antu Banyu. Beberapa orang yang mengaku telah pernah melihat, Antu Banyu bentuknya seperti manusia yang bercampur dengan Siamang atau monyet kecil. Mulutnya monyong dengan bulu panjang nan tebal memenuhi seluruh badan.
Sampai kini, tidak sedikit orang yang masih percaya dan mengaku pernah melihat sosok Antu Banyu. (**)