TAMPANGNEWS.COM – Ketika melaksanakan ibadat haji atau umrah, selain melaksanakan rukun-rukun dan wajib-wajibnya, salah satu kewajipan yang wajib dilaksanakan juga ialah tawaf wada‘.
Tawaf Wada adalah salah satu ritual ibadah haji yang dilakukan oleh jemaah haji sebelum meninggalkan Kota Mekkah. Berikut adalah penjelasan tentang Tawaf Wada, hukum, dan dalilnya:
Tawaf Wada
Tawaf Wada adalah tawaf perpisahan yang dilakukan oleh jemaah haji sebelum meninggalkan Kota Mekkah. Tawaf ini dilakukan untuk mengakhiri ibadah haji dan sebagai tanda perpisahan dengan Baitullah.
Hukum Tawaf Wada
Hukum Tawaf Wada adalah wajib bagi jemaah haji yang akan meninggalkan Kota Mekkah. Jika jemaah haji tidak melakukan Tawaf Wada, maka mereka harus membayar dam (denda) sebagai pengganti.
Dalil Tawaf Wada
Dalil Tawaf Wada dapat ditemukan dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW, antara lain:
Hadits Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada seorang pun yang keluar dari Mekkah sebelum melakukan tawaf di Baitullah, kecuali wanita yang sedang haid.” (HR. Bukhari dan Muslim)
– Hadits Aisyah RA, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tawaf di Baitullah adalah wajib bagi setiap orang yang melakukan haji atau umrah, kecuali bagi wanita yang sedang haid.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Cara Melakukan Tawaf Wada
Cara melakukan Tawaf Wada sama dengan tawaf lainnya, yaitu dengan melakukan tujuh kali putaran di sekitar Ka’bah.
Dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad. Selama melakukan tawaf, jemaah haji harus dalam keadaan suci dan berpakaian yang sopan.
Dalam melakukan Tawaf Wada, jemaah haji harus memperhatikan beberapa hal, seperti:
Melakukan tawaf dengan niat yang benar dan ikhlas.
Melakukan tawaf dengan cara yang benar dan sesuai dengan syariat.
Menghindari perbuatan yang dapat membatalkan tawaf, seperti berbicara yang tidak perlu atau melakukan perbuatan yang tidak sopan.
Dengan melakukan Tawaf Wada, jemaah haji dapat menutup ibadah haji dengan baik dan memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
Berikut ialah panduan mengerjakannya secara terperinci:
1. Mulakan tawaf dengan berdiri menghadap Kaabah, diantara Rukun Yamani dengan Rukun Hajarul Aswad.
2. Berjalan dengan cara mengirikan Kaabah (Kaabah di sebelah bahu kiri kita).
3. Apabila sampai di penjuru kaabah yang terletaknya Hajarul Aswad, maka sunat untuk berniat tawaf:
Ya Allah aku hendak tawaf Baitullah al Haram tujuh keliling Tawaf Wada’ maka permudahkanlah bagiku dan terimalah daripadaku Karena Allah Ta’ala”
Pastikan anda berniat sebelum tapak kaki memijak garisan hitam (yang menandakan arah Hajar Aswad) dan ketika tangan melambaikan ke arah Kaabah.
4. Seterusnya, mulakan tawaf anda. Sekiranya berkesempatan, anda boleh mengucup Hajarul Aswad. Jika tidak, cukuplah dengan melakukan istilam; melambaikan atau memberi isyarat tangan ke arah Hajarul Aswad dan mencium tangan itu dengan mengucapkan بِسْمِ اللهِ اَلله ُ أَكْـبَرُ وَ ِللهِالْحَمْدُ – “Bismillahi Allahu Akbar Wa Lillahi-Hamd”
5. Setelah itu, teruskan bertawaf. Perbanyakkanlah berdoa sepanjang melakukan tawaf. Anda boleh rujuk doa-doa yang dianjurkan untuk setiap pusingan tawaf.
6. Setiap kali apabila sampai pada Rukun Yamani, hendaklah kita mengangkat tangan sambil mengucapkan; Bismillahi Allahu Akbar Wa Lillahi-Hamd.
7. Disunatkan membaca doa khas seperti di bawah setiap kali melintasi kawasan antara Rukun Yamani dan Hajarul Aswad:
“Wahai Tuhan Kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari api neraka dan masukkanlah kami ke dalam syurga bersama-sama orang yang berjaya. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun, wahai Tuhan sekalian Alam.
Setelah selesai tawaf sebanyak 7 putaran, anda disunatkan Solat Sunat Tawaf dua rakaat kemudian berdoa di belakang Multazam.
Doa Setelah Tawaf Wada
(versi pendek)
“Ya Allah Ya Tuhanku! Janganlah dijadikan tawaf dan ziarah hamba ini sebagai kali yang terakhir di Baitullah. Jika sekiranya ditakdirkan menjadi kali terakhir maka aku memohon Syurga sebagai gantinya dengan kemurahan Engkau, Ya Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Setelah melakukan Tawaf Wada, jemaah haji dapat melakukan beberapa hal, namun ada juga beberapa hal yang tidak boleh dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah Tawaf Wada:
Hal yang Boleh Dilakukan:
1. Meninggalkan Kota Mekkah : Setelah melakukan Tawaf Wada, jemaah haji dapat meninggalkan Kota Mekkah dan menuju ke tempat lain.
2. Melakukan aktivitas lain : Jemaah haji dapat melakukan aktivitas lain, seperti beristirahat, makan, atau berbelanja.
3. Bersiap untuk pulang: Jemaah haji dapat mempersiapkan diri untuk pulang ke negara asal atau tempat lain.
Hal yang Tidak Boleh :
1. Tidak boleh kembali ke Masjidil Haram : Setelah melakukan Tawaf Wada, jemaah haji tidak boleh kembali ke Masjidil Haram untuk melakukan aktivitas lain, kecuali jika ada keperluan yang sangat penting.
2. Tidak boleh melakukan thawaf lagi : Setelah melakukan Tawaf Wada, jemaah haji tidak boleh melakukan tawaf lagi di Ka’bah, karena Tawaf Wada adalah tawaf terakhir.
3. Tidak boleh melakukan ritual haji lagi : Setelah melakukan Tawaf Wada, jemaah haji tidak boleh melakukan ritual haji lagi, karena ibadah haji telah selesai.
Perlu diingat bahwa jemaah haji harus memperhatikan beberapa hal setelah melakukan Tawaf Wada, seperti:
– Pastikan untuk melakukan Tawaf Wada dengan benar dan sesuai dengan syariat.
– Pastikan untuk meninggalkan Kota Mekkah setelah melakukan Tawaf Wada.
– Pastikan untuk mempersiapkan diri untuk pulang ke negara asal atau tempat lain.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, jemaah haji dapat menutup ibadah haji dengan baik dan memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT. (**)
Caption : Jemaah Haji Kloter 10 Embarkasi Palembang yang tergabung dalam KBIHU Ar Rahmah setelah melakukan Tawaf Wada’ Sabtu 21/6/2025